Penambangan Pasir Laut Ancam Kehidupan, Nelayan Ngadu ke Tuhan



Para nelayan dari enam desa di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung melakukan doa bersama agar rencana penambangan pasir laut di wilayah mereka batal terlaksana.

"Doa yang kami panjatkan memohon agar Tuhan memberikan keselamatan kepada nelayan saat mencari nafkah di laut, sekaligus berdoa agar penambangan pasir laut di sini tak jadi dilaksanakan," kata Tukiman, salah satu tokoh di Desa Margasari, Labuhan Maringgai, Senin (29/08/2016).

Menurutnya, berkaitan harapan dan doa itu, warga dan nelayan setempat telah menggelar istigasah untuk memohon kepada Tuhan diberi keselamatan dan berharap masalah yang tengah mereka hadapi cepat selesai.

"Selain itu, para nelayan itu memohon agar hasil tangkapan melimpah dan masalah yang dihadapi nelayan saat ini soal rencana eksplorasi dan eksploitasi tambang pasir yang akan dilakukan perusahaan tambang tidak terlaksana," ujarnya lagi.

Pada istigasah itu, kaum ibu dan ratusan nelayan itu memanjatkan doa bersama bertempat di Tempat Pendaratan Ikan  Desa Margasari kecamatan setempat.

Prima, pemuda setempat mengatakan, dengan doa bersama ini berharap semoga Tuhan segera memberikan jalan keluar atas permasalahan sedang dihadapi para nelayan.

"Semoga dengan doa bersama ini masalah nelayan cepat selesai dan pemerintah segera meninjau izin yang telah diberikan kepada pihak perusahaan penambangan pasir laut agar segera dicabut," ujar dia lagi.

Sebelumnya, nelayan enam desa di Kecamatan Labuhan Maringgai menolak rencana pengelolaan tambang pasir laut oleh PT Sejati 555 Nuswantara Sejahtera di wilayah laut Kecamatan Labuhan Maringgai karena dikhawatirkan akan berdampak buruk merusak lingkungan sehingga menurunkan hasil tangkapan mereka.

Aksi penolakan dan protes pun disampaikan para nelayan itu kepada instansi terkait.

Belakangan, kendati sudah dilakukan dialog antara perwakilan nelayan dengan pemerintah dan instansi berwenang di Provinsi Lampung dan kabupaten setempat, aksi penolakan nelayan dan warga itu kian memuncak saat mengetahui keberadaan kapal tongkang yang diduga akan mengeruk pasir di laut sekitar mereka.

Amarah pun meletup sehingga menimbulkan amuk massa pada Kamis (11/08/2016) lalu, dengan sasaran merusak rumah-rumah warga sekitar yang ditengarai mendukung rencana pengusahaan tambang pasir laut itu.

Nelayan itu juga mendesak pihak berwenang mencabut izin pengelolaan pasir laut yang diberikan kepada perusahaan, karena dituding proses perolehan izin itu bermasalah mengingat nelayan dan warga setempat tidak mendukung penambangan pasir di wilayah tersebut.[Sumber : rimanews.com]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEGINI KRONOLOGI LENGKAP KESADISAN RONI MENGHABISI NAYA DAN GILANG SERTA ANIAYA KINARA!

VIDEO DETIK-DETIK PNS SELINGKUH DIGEREBEK SUAMI SENDIRI, TERNYATA SUDAH TIGA KALI...

Ada Calon Jaksa Cantik di Kejati Jambi, Hayo… Siapa Yang Mau Dituntut Dia?