Kapolri : Setiap Konflik Berbau Keagamaan Polisi Selalu Disalahkan



Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerangkan bahwa dewasa ini Indonesia harus terus memererat persatuan dan kesatuan. Apalagi menurutnya semakin banyaknya oknum-oknum yang tak bertanggungjawab untuk memecah belah bangsa dengan memanfaatkan perbedaan. Terlebih yang berbau keagamaan.
"Kita tahu negara kita unik, sangat beragam, suku, agama, ras dan mungkin tidak banyak negara yang punya keberagaman ini. Tapi kita diikat dalam satu ikatan sejak awal 1928, berbangsa satu, berbahasa satu, bertanah air satu, Indonesia," kata Tito Karnavian di Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Balai Kartini, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (16/3).

Dikatakannya, Indonesia juga dilengkapi dengan ideologi Pancasila dan tiga pilar yakni Bhenika Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 dalam bernegara. "Pancasila harus terus disosialisasikan karena Pancasila lah bisa membangkitkan toleransi keberagaman kita. Kita merasa bersatu di tengah keberagaman," sambung dia.

Untuk menangkal adanya perpecahan di masyarakat, Polri lebih mengedepakan instrumen pencegahan ketimbang instrumen represif. "Represif adalah the last resort," tambah mantan Kapolda Papua itu.

Tito juga berpikir bahwa begitu terjadi konflik berbau keagamaan, maka yang disalahkan adalah polisi. "Ya ini memang nasib kami. Kami berada di tengah. Ini memang sudah risiko kami," sambungnya.

Kemudian untuk mencegah adanya perpecahan yang berbau keagamaan, pemerintah harus dilibatkan. "Saya kira instrumen dari Kementerian Agama lebih mengintensifkan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan toleransi keagamaan," ucapnya.

Diketahui dalam kegiatan itu, turut hadir Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, para aktivis dan korban pelanggaran HAM.[Sumber : jawapos.com]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEGINI KRONOLOGI LENGKAP KESADISAN RONI MENGHABISI NAYA DAN GILANG SERTA ANIAYA KINARA!

VIDEO DETIK-DETIK PNS SELINGKUH DIGEREBEK SUAMI SENDIRI, TERNYATA SUDAH TIGA KALI...

Ada Calon Jaksa Cantik di Kejati Jambi, Hayo… Siapa Yang Mau Dituntut Dia?