Usia Baru 16 Tahun, Tapi Berat Badannya 190 Kg


Sejak 7 September, Yunita Maulidia (16) penyandang obesitas berlebihan ini terus dirawat di rumah sakit. Hari ini, Senin (26/9/2016), remaja lulusan SD, warga Desa Griting, Tulangan, Sidoarjo, ini dirujuk ke RSUD Dr Soetomo setelah perawatan di RSUD Sidoarjo.

Ditemani pihak Puskesmas Tulangan dan RSUD Sidoarjo, putri sulung pasangan Umiyatun (38) dengan Padi (47) ini sempat dibawa ke Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Poli Anak RSUD Dr Soetomo.

Dari atas kursi roda, Yunita terlihat masih bisa bercanda dengan sejumlah perawat dan dokter. Bahkan saat petugas puskesmas menyiapkan sandal yang dikenakan, ia sempat protes meminta kakinya dinaikkan ke penyangga kursi roda. 

Meskipun tidak berkomunikasi secara jelas, Yunita masih bisa merespons sejumlah lelucon yang dilontarkan orang di sekitarnya dengan tertawa. Namun karena terbatasnya ruanga di IRJ, Yunita akhirnya diobservasi di ruang Bobo kelas 1, IRNA (Instalasi Rawat Inap) Anak.

Untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, Yunita sudah bisa berdiri dengan dipapah seorng perawat. Kemudian menaikkan dirinya di ranjang dengan dibantu tiga perawat. Ketika menunggu proses pemeriksaan dari tim dokter, Yunita menceritakan biasanya ia bermain bersama adiknya di rumah.

“Iya, kangen adik, namanya Faiz,” ujarnya ketika ditanya SURYA.co.id, Senin (26/9/2016).
Namun, ditanya keinginan untuk bersekolah. Gadis berambut pendek ini menggelengkan kepala berulang kali. Umi, ibu Yunita, terlihat lelah setelah kepindahan Yunita dari perawatan di Sidoarjo ke Surabaya.

Apalagi ia harus berbagai tugas dengan suaminya yang bekerja dan merawat anak kedua yang merupakan anak bungsu mereka. “Saya sesuai anjuran dokter, harus dirawat di mana. Ini dirujuk ke Surabaya karena di Sidoarjo katanya alatnya nggak lengkap. Yang penting berat badan Yunita segera normal dan bisa kembali pulang,” lanjutnya. Menurut Umi, anaknya mulai diperiksakan ke puskesmas saat mulai mengeluh sesak napas dan mudah lelah saat berjalan. Apalagi Yunita selama ini tidak pernah mengeluh sakit meskipun berat badannya terlihat berlebihan.

“Sakit parah itu waktu diare usia tujuh bulan, sampai koma 3 hari. Setelah itu cuma batuk dna pilek,”jelasnya. Umi mengaku Yunita biasa di rumah bersama adiknya yang sudah kelas 1 SD. Ia dan suaminya bergantian menjaga kedua anaknya, karena mereka berjualan es kelapa muda di daerah Tulangan. Sejak lulus SD, Yunita memang lebih banyak di rumah menonton TV.

“Harusnya SMA kelas 1, tapi anaknya nggak mau sekolah. Kegiatannya ya nonton TV, tidur, makan. Makannya biasa kayak kami sekeluarga sehari 3 atau 2 kali,” tuturnya. Namun, Umi mengakui pola makan Yunita terbilang buruk. Berbagai jenis cemilan habis disantap. Tak hanya sekali dua kali, dia bisa memakan berbagai jenis cemilan sebelum waktunya makan hingga berkali-kali.

Mulai bakso, sosis, creaker snack, dan lain-lain, bahkan setiap minum teh, ia selalu menambahkan gula dengan porsi berlebihan. “Mesti sembunyi-sembunyi kalau makan atau minum yang manis-manis. Makanya pas usia 12 tahun beratnya sudah 80 kilogram,” jelasnya. [tribun]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEGINI KRONOLOGI LENGKAP KESADISAN RONI MENGHABISI NAYA DAN GILANG SERTA ANIAYA KINARA!

VIDEO DETIK-DETIK PNS SELINGKUH DIGEREBEK SUAMI SENDIRI, TERNYATA SUDAH TIGA KALI...

Ada Calon Jaksa Cantik di Kejati Jambi, Hayo… Siapa Yang Mau Dituntut Dia?